Wednesday, April 11, 2007

Lufthansa Rusak.........Blessing in Disguise

Jum’at, 26 November 2004 pagi, saya beserta pak Jakub, bergegas pergi ke bandara PT. Badak Bontang untuk mengejar pesawat Dash-7 PT. PKT menuju ke Balikpapan. Kami berdua plus pak Irfan mendapat tugas dari perusahaan untuk menghadiri undangan plant visit sekaligus melihat R&D center dari Haldor Topsoe di Denmark. Bersamaan dengan kesempatan itu, kami juga berencana akan mengunjungi Statoil methanol plant di Tjeldbergodden Norwegia. Sesuai saran President Director KMI, pak Saito, kami juga disarankan sekaligus ke main office Lurgi di Frankfurt untuk meeting tentang enhanced capacity plant KMI.

Setelah sampai bandara Sepinggan Balikpapan sekitar jam 08.00, kami langsung ke counter PKT untuk ambil tiket (return) dan boarding pass. Jam 08.45 pesawat boarding dan sekitar jam 09.10 pesawat garuda GA 511 take off menuju Jakarta. Pak Irfan sudah lebih dulu sampai di Jakarta karena ambil cuti ke Nganjuk dan Bogor.

Sesampainya di Jakarta, saya menuju rumah Bapak di LA dan ternyata Bapak sedang sakit dan saat itu sudah dibawa ke Rumah Sakit Marinir Cilandak. Saya langsung menuju ke rumah sakit bersama Ibu, mas Hedi dan Mbak Dewi untuk menengok Bapak. Pagi tadi Bapak mengalami kenaikan gula dalam darah sehingga sempat kehilangan kesadarannya waktu perjalanan pulang sehabis mengantar Icha (menurut cerita ibu, Bapak sempat makan tape ketan…). Untung ada orang yang mengantar Bapak sampai ke rumah dan setelah itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit. Di rumah sakit saya pamit kepada Bapak akan pergi ke eropa untuk dinas dan sambil mendoakannya agar lekas sembuh.

Setelah menjenguk Bapak, saya pergi ke Blok-M janjian bertemu dengan pak Samsul (orang Fajar Mas Murni, agennya Topsoe) dan juga ketemu denga pak Jakub dan Irfan. Di Pasaraya Blok-M kami mencari perlengkapan untuk menghadapi musim dingin di Eropa seperti tutup kepala, sarung tangan, syal, long john dan overcoat. Setelah selesai, kami segera pulang ke rumah masing-masing sambil tak lupa saya serahkan uang kewajiban KMI ke pak Samsul (untuk tiket).

Keesokan harinya sabtu 27 november 2004 sore, saya menuju bandara Soekarno Hatta diantar oleh mas Hedi, mbak Dewi, Icha dan Putri. Saat itu jalanan macet disimpang tol pasar rebo dan arah menuju cawang. Untungnya di tol grogol jalan cukup lancar dan saya bisa sampai airport sekitar jam 17.30 (terlambat 30 menit dari waktu kencan kita yang disepakati jam 17.00). Saya langsung bergegas masuk ke terminal 2D dan didalam sudah menunggu pak Jakub, pak Samsul dan Irfan. Segera kita mengurus cek-in dan seperti prosedur normal overseas trip kita membayar fiskal dan menuju pemeriksaan paspor di counter imigrasi. Jam 19.50 kita boarding ke pesawat long haul nya Lufthansa Boeing 747-400 dengan nomer penerbangan LH 779 tujuan Frankfurt via Singapore. Sekitar jam 20.20 pesawat take off dari Soekarno-Hatta airport menuju Singapore. Ada satu hal yang kurang sreg bagi saya, saat taxiing dari apron ke runway terdengar suara kreyot-kreyot di atas kabin kami kelas ekonomi. Apalagi saat proses take off dari ujung runway suara itu semakin keras saja, sampai-sampai saya dan pak Irfan berkomentar “ ini pesawat kok kayak angkot aja bunyinya….” Satu hal lain lagi yang khusus adalah saat masuk ke kabin, di aisle business class, saya bertemu dengan Mimi Halim teman saya TK-89 yang kebetulan mau seminar tentang perfume di Rio de Janeiro dan menumpang Lufthansa via Frankfurt.

Jam 22.40 pesawat mendarat dengan cukup mulus di bandara Changi Singapore. Setelah parkir di apron, semua penumpang dipersilakan turun dan menunggu di waiting room selama kira-kira 45 menit. Kesempatan ini kami gunakan untuk sholat jamak takhir maghrib dan isya di musholla Changi. Seperti biasanya, bandara Changi kondisinya sangat bersih dan terawat, bahkan kesan mewah tampak dari karpet dan sofa-sofa besarnya disepanjang hall. Setelah sholat dan shooting handycam di dalam bandara change, kami kembali ke waiting room dan ternyata ada penundaan keberangkatan dikarenakan adanya gangguan pada mesin No. 3 dan perlu pemeriksaan. Saya intip dari kaca jendela waiting room, memang beberapa teknisi sedang membuka cover mesin no. 3. Melihat cara perbaikannya, feeling saya mengatakan bahwa kerjaan ini akan memakan waktu yang cukup lama. Setelah kira-kira 1.5 jam dari waktu kedatangan, atau sekitar jam 23.50, station manager Lufthansa Singapore mengumumkan kepada penumpang bahwa diperlukan waktu sekitar 1 jam lagi untuk memastikan apakah mesin masih dapat diperbaiki dan pesawat diperbolehkan pergi ataukah tidak. Sekitar jam 00.55, penyelia Lufthansa berkebangsaan Singapore bergegas keluar dari dalam garbarata, dan menuju counterdesk di waiting room, dengan suara mantap tapi intonasi yang sedikit menurun dia berkata : “……there’s some unproper work for hydraulic pump in engine no. 3. it will need some more hours for repairment so finally 779 will not go…you will get transfer and accommodation until you’ll back here for next 24 hours”. Habis sudah harapan kami untuk bisa berangkat hari itu, akhirnya keberangkatan LH-779 dibatalkan dan kita harus ketempat parkir khusus bandara untuk diantar ke hotel tempat penginapan sementara. Di tempat itu telah siap sekitar 8 bus yang siap mengangkut kita, rupanya cukup baik kerjasama Lufthansa dengan hotel dan peyedia transport di bandara sehingga untuk keadaan emergency seperti ini kita tidak perlu menunggu terlalu lama di bandara.

Bus kami menuju ke hotel Grand Copthorne yang berada di pinggir sungai. Hotel ini cukup baik dan berkelas bintang 4. Para penumpang turun dan antri untuk check-in dan saking banyaknya penumpang yang check-in sampai perlu waktu lebih dari 1 jam untuk antri. Saya, pak Irfan, pak Jakub dan pak Samsul kecapean berdiri dan masing-masing mencari tempat duduk apa adanya untuk mengurangi penat. Setelah mendapat kamar, kami langsung masuk ke dalam kamar dan beristirahat kalo gak salah waktu sudah menunjukkan pukul 03.50. saya mendapat kamar yang deluxe (cukup besar) di river view side sehingga bisa melihat sungai dan langsung ambruk ke tempat tidur tanpa sempat mencuci muka dan gosok gigi lagi (saking capeknya).
.
Saya bangun jam 06.30 masih dengan badan lelah langsung mandi dan sholat subuh. Setelah itu take breakfast di restaurant lantai-1. Restaurantnya cukup menyenangkan dan makanannya juga enak-enak. Ada bagian yang outdoornya dipinggir sungai, beberapa orang makan sambil bersantai menikmati cerahnya matahari pagi. Setelah makan pagi, acara hari itu kami berempat berencana jalan-jalan ke Orchard bersama temannya pak Samsul seorang agen regional kompresor Ingersoll-Rand bernama pak Adnan. Sekitar jam 11 pak Adnan datang membawa mobilnya dan kita langung diajak jalan-jalan keliling Singapore sebelum menuju ke Orchard. Di Orchard kami jalan-jalan di depan Takashimaya dan setelah capai, kita makan di restoran.......(to be continued)

No comments: