Saturday, September 29, 2007

Move to Qatar (Part II)

Maaf baru saat ini saya bisa update cerita move to Qatar nya...maklum selama proses pindahan sibuk sekali...

Sedikit flashback.......
Meninggalkan Bontang sungguh suatu moment yang sangat berat untuk di lalui.....10 tahun lebih bersenyawa dengan Bontang membuat energi aktivasi untuk pergi menjadi sangat besar.....tetapi semuanya kembali kepada kehendakNya yang mengharuskan kami untuk meninggalkan kota tercinta ini.

Pagi itu 9 Juni 2007, kami meninggalkan Bontang dengan mengendarai mobil menuju ke Balikpapan untuk selanjutnya menumpang pesawat Batavia ke Banjarmasin.
3 hari saja kami di Banjarmasin, di sana orang tua kami dan saudara-saudara sudah menyiapkan acara selamatan sekaligus "farewell" agar perjalanan kami lancar dan selamat sampai di tujuan serta kepindahan kami membawa rahmat dan berkah buat semua keluarga.
Setelah Banjarmasin, tujuan kami berikutnya adalah Jakarta....tempat Ibunda saya dan kakak-kakak saya bermukim.

Di Jakarta, selain mengunjungi ibu, kami juga menyempatkan diri untuk "berburu" furniture karena di Doha harga furniture relatif lebih mahal dibandingkan di Jakarta. Kebetulan perusahaan saya yg baru -RasGas- memberikan fasilitas personal effect shipment (bisa lewat airfreight ataupun seafreight), jadi sayang kalo tidak dimanfaatkan. Untuk case saya, plafond nya mencapai 660 kg airfreight atau setara dengan USD 5500 seafreight. Untuk menyewa satu container 20 ft Jkt-Doha biayanya hanya USD 4100, so sangat feasible untuk mengirim semua barang yg kita inginkan dari Jakarta ke Doha. Untuk furniture sendiri harus dibeli karena villa yang akan kami tinggali di sana berupa semi furnished (baru ada peralatan dapur, hrs beli sofa dan bed sendiri). Perusahaan memberikan furniture allowance sebanyak QR 55000 (sekitar Rp 137.5 juta, kebetulan angka ini baru saja naik per 1 Juni dari sebelumnya QR 45000)...jumlah yang sangat lebih dari cukup untuk membeli sofa tamu, sofa majelis, meja makan, tempat tidur & kasur, meja belajar dan rak buku.

Lumayan capek juga berburu furniture serta pernak-pernik peralatan rumah tangga lainnya. Bolak-balik ke Plaza mebel di Fatmawati (pernah ke Index di Mal Artha Gading, tapi ternyata mahal-mahal...), juga bolak-balik ke Carrefour Lebak Bulus maupun Depok untuk beli barang2 kecil sampe beli2 supermi + bumbu dapur....
Singkat cerita semua barang sudah selesai di packed ditambah barang dari Bontang yang baru datang, segera diambil oleh RPX-Fedex (freight forwarder yg akan mengirim barang kami). RPX sangat prefesional, semua barang yg meragukan packingnya akan dibongkar dan di packing lagi agar aman, dan itu sudah termasuk dalam biaya yg USD 4100 tadi. Seminggu sebelum keberangkatan kami ke Doha, urusan container sudah selesai....selanjutnya kami segera pergi ke Yogyakarta untuk "nyekar" makam bapak sambil pamitan ke keluarga yang ada di Yogya.

2 hari penuh kami habiskan di Yogya untuk pamitan sambil memuaskan diri menikmati makanan-makanan favorit kami......yang nantinya tidak akan kami jumpai di Qatar sana....

Oh iya sebelum ke Jogja, kami menyempatkan diri juga berlibur ke Bandung sekalian "njagong" manten dik Dian (putrinya pak Djoko). Bermalam di Grandhotel Preanger, kami menyempatkan diri ke puncak Tangkuban Perahu sambil saya sedikit bernostalgia ke Cimahi dan melewati jalan "tour de Tangkuban Perahu" yg 23 tahun yg lalu saya lalui dengan bersepeda.......Separuh hari kami habiskan untuk mengunjungi factory outlet dan pasar baru Bandung.....Cukup puas kami berlibur di Bandung, sebelum bertolak ke Doha......

(to be continued)